PNS Sexy Review : Cintailah Ploduk-Ploduk Indonesia

Mungkin karena gw dilahirin di klinik yang letaknya di sebelah bioskop rakyat yang sering muterin Saur Sepuh atau film2 George Rudy (kalo orang kampung gw bilangnya Gaga Rudi), gw jadi seneng sama film-film Indonesia.

Oke, silahkan mencibir….oke…silahkan bilang selera gw rendah…tapi teman-temanku sayang, siapa lagi sih yang mendukung film buatan anak negeri kalo bukan kita, pemuda/pemudi/peramuria Indonesia (walaupun gw blasteran ya, blasteran batak sama lalat buah).

Industri film kita emang masih ijo, masih perlu support, agak bangga juga waktu liat di beberapa bioskop, poster filmnya Indonesia semua, Hollywood ga ada sama sekali…tapi miris juga karena ternyata, yang dipajang itu kebanyakan bukan film, tapi sandiwara panggung 17an yang divideo-in terus dijual ke bioskop (serius, film-film sampah itu terlihat sangat amatir).

Tapi herannya film2 kaya gitu yang laku, payah deh selera penonton Indonesia….gw rasa pemerintah perlu menurunkan beratus-ratus dokter bedah untuk membedah kepala-kepala ABG-ABG itu, membuang otak kecil mereka, terus diganti sama otak gw, biar selera mereka bisa lebih bagus, walaupun nanti mereka bakal jadi lebih bodoh dan cabul (hei…lebih mending bodoh dan cabul daripada punya selera rendah!).


Oke, sudah cukup basa basi baunya, berikut adalah beberapa fim Indonesia yang gw tonton dalam sebulan terakhir ini di Papua:

1.Ayat-Ayat Cinta

Sutradara : Hanung Bramantyo
Pemain : Fedy Nuril, Carissa Putri, Rianti Cartwright

Maafkan aku Sally Marcellina (Dewi Film Indonesia) karena telah mengkhianati film Indonesia, aku menonton film bajakan….hiks..maafkan aku dewi film *memberikan sesajen terong dan timun kesukaan Dewi Sally*, habisnya di Papua ga ada bioskop dan gw pengen banget nonton film yang udah ditonton 3 juta orang ini….masa gw ga termasuk salah satu dari yg 3 juta itu sih?tapi setelah nonton bajakan, gw nonton lagi di bioskop di Bekasi. Jadi ga dosa-dosa amat.

Gw kurang suka film ini. Menurut gw konfliknya terlalu dibuat-buat dan agak berlebihan. Wanita yang memfitnah pria karena cintanya ditolak adalah ide film jadul tahun 70an ala film2 Yati Octavia. Adegan di penjara lebih cocok jadi adegan di panggung teater karena akting pemain gila itu terlalu berlebihan, jatohnya lebih ke ngeselin daripada bikin haru.

Satu-satunya adegan yang gw suka adalah adegan di kereta, waktu Fahri adu argumen membela bule yang dikasari sama laki-laki Mesir karena adegan ini punya message yang jelas dan penting, Islam ga pernah ngajarin kebencian! Islam juga cinta damai!


Intinya, cerita ini merupakan hasil dari fantasi liar seorang pemuda Indonesia biasa yang sedang belajar di Mesir, fantasi ingin dicintai 4 wanita cantik, yang sampai-sampai salah satunya convert ke agamanya. Kalau saja cerita ini ga laku dan yang nulis kisah ini adalah temen gw, gw pasti ngomong, “Coy, Get a life, ngayal aja loe!”…fortunately, novelnya laku berjuta eksemplar, filmnya apalagi…. .

jadi Get-a-life-nya lebih pantas buat gw….sirik aja ama kesuksesan orang…abisnya heran deh…kayanya ceritanya biasa aja dan ga istimewa kok sampe bisa bikin orang2 berurai air mata….

Tapi walau gitu, salut deh udah berani bikin film dengan tema beda…..

Rating : 1 ibu jari yang wangi kesturi

2. Kawin Kontrak

Sutradara : Ody C. Harahap
Cast : Ricky Harun, dkk-nya yang gak terkenal

Ceritanya 3 cowo yang baru lulus SMA sange’ berat…pengen ml tapi secara halal…jadilah mereka kawin kontrak di salah satu daerah di Jawa Barat. Alasan pengen ml secara halal karena mereka pernah ikut pengajian, disitu ustadznya ceramah kalo zina itu sangatlah dilaknat Allah. Pengajiannya jelas2 merupakan adegan tempelan untuk membuat motivasi kawin kontrak mereka jadi ada…padahal agak mengherankan juga kenapa 3 pemuda yang udah keliatan cabul dari sononya itu tiba2 takut dosa dan tiba2 ikut pengajian.

Satu lagi film komedi seks yang lagi marak beredar….tetapi film ini nanggung kemana-mana….dibilang komedi ga lucu sama sekali….humornya basi semua….sudah berapa ratus trilyun film yang menggambarkan pemuda yang naik tangga untuk bertemu pujaan hati tapi karena takut ketahuan akhirnya jatoh dari tangga…dibilang film panas juga ngga karena ga ada panas-panasnya…

dan parahnya film ini mau sok-sok romantis, dengan menceritakan akhirnya salah satu anak SMA itu jatuh cinta berat sama cewe di daerah itu, yang udah dijodohin sama pedagang Arab. Adegan romantisnya salah tempat, karena jadinya agak absurd, film yang maunya nakal kok tiba-tiba sok bawa message ala Romeo Juliet, cinta tak akan terpisahkan oleh apapun.

Sayang, karena gw suka film Ody C.Harahap sebelumnya, judulnya Selamanya. Gambar-gambar indah khas Ody tetep ada, tapi ga penting juga dimasukin ke film ini. Mubazir.

Rating : 1 jari tengah


3. Cewek Matrepolis

Sutradara : tukang sayur
Pemain : tukang pijit, tukang jamu, tukang sol sepatu

Dari awal gw udah tau film ini bakal jelek banget, dari covernya aja udah keliatan bgt, tapi karena semua film Indonesia di tempat rental udah gw tonton, jadilah gw pinjem film ini.

Film dibuka dengan adegan klasik ala film2 Paramitha Rusady….tiga cewe yang katanya modis, naik mobil mewah sambil bercanda-canda ga lucu dan ketawa-ketiwi palsu. Terus ketemu cowo di lampu merah, terus ngegodain, “cowo…godain kita dong”…terus pas cowonya noleh ternyata cowonya jelek banget….terus cewe2 itu langsung bergidik jijik : “iihh..’ terus tancap gas…..TV-nya langsung gw matiin…vcd-nya gw lempar….

Rating : 5 jari tengah yang kukunya kotor semua

4. Pulau hantu

Sutradara : hantu
Pemain : penduduk pulau

Basi..ga serem sama sekali…..pemainnya udah ga ada yg cakep, aktingnya jelek lagi...Cuma ngandelin cewe-cewe dengan pakaian minim… yang sayangnya…ga sexy2 amat juga…lemaknya masih kemana-mana

Rating : 4 jari tengah korengan



5. Enam


Sutradara : IQ-nya enam
Pemain : Cuma bisa berhitung sampe enam

Three words for the director : Get Another Job! 3 words for the casts : Shame on You!

Film horor yang sangat2 horor sangkin jeleknya….akting pemainnya kacau balau…keliatan banget mereka baru bisa baca. adoooohhh….ini film apa bungkus softex? Najis banget…..


Rating : tak ada simbol yang pantas untuk menggambarkan betapa jeleknya film ini




Aiiiiihhh…kalo film2nya kaya gini semua, gimana bisa bangga sama film Indonesia…..gw rasa kita lebih perlu Lembaga Sensor Kualitas Film daripada Lembaga Sensor Film deh….karena film-film bodoh tak berkualitas lebih berbahaya daripada film-film dengan adegan panas tapi cerdas dan mencerahkan……bener lho!