Peringatan : cocok di baca 3 hari.Panjang benerrrr postingan ini.
Cerita sebelumnya : your travelling God,Roid,mengalami perjalanan yang menyenangkan di Bali. Pencapaian-pencapaian spiritual mengagumkan berhasil diraihnya. Diantaranya,dia berhasil menjadi pria uber sexual. Dalam spiritualitas fashion,pencapaian itu merupakan pencapaian menakjubkan,satu langkah lagi menuju moksha.
Namun tak cukup di situ, Roid berhasil juga mencapai puncak pengalaman spiritualnya,yaitu glamourity moksha,di Bali. Pencapaian ini dia raih setelah dia berhasil makan malam mewah di Jimbaran. Makan malam mewah dengan lauk satu ekor ikan bakar dan empat ekor!..sekali lagi..empat ekor..ini benar-benar cuma empat ekor...udang saus padang (banyakan sausnya,biar aroma udangnya terasa sampai ke nasi walaupun udangnya cuma 1 ekor/orang).
Makan malam dengan satu ekor ikan dan empat ekor udang untuk 4 orang,sekali lagi untuk 4 orang,merupakan puncak tertinggi dari kehidupan glamournya di Bali *digaplok Siska karena buka aib kemiskinan kita.Sebagai bendahara tim,dia pasti tersinggung*
Masih Day 3
Setelah mencapai glamourity moksha, gw merasa Travelling God,yang berada di dalam kalbu gw,pergi menuju surga. Dan berada selamanya di sana. Kemudian,karena sering melihat Pura,kalbu gw yang kosong dihinggapi titisan biksu, yang membuat gw ingin kembali lagi ke kehidupan sederhana.Seserdehana mungkin. Hingga mencapai titik nol kenikmatan duniawi. Ingat,ini tidak ada hubungannya dengan masalah keuangan,gw hanya ingin hidup sederhana.Keuangan kita sangaaaaat sehat. Hanya saja puncak kenikmatan kehidupan duniawi sudah gw cicipi. Bosan. Kini saatnya gw kembali lagi menjadi manusia suci,hidup sederhana tanpa nafsu duniawi.
Karena itu gw ingin mengasingkan diri ke pulau lain yang lebih sepi. Bali..yah..Bali terlalu keduniawian buat gw. Makanya gw segera ke lapak tour&travel setempat. Rencananya mau ke Lombok. Pulau yang jauh lebih sepi dari Bali. Siska dan Ficky urung ikut, karena mereka tidak punya uang lagi. Siska keras kepala sekali ingin menaiki sling shot (wahana di dekat Kuta,googling kalau pengen tau itu apa) yang seharga 200 ribu itu. Jadi dia musti memilih, naik sling shot atau ke Lombok, atau kedua-duanya tapi terpaksa mengais-ngais makanan di tempat sampah (ini bukti kalo keuangan kita sangaaaaat sehat). Dengan bijak (tapi menurut gw gila),dia memilih opsi pertama dan merelakan perjalanan spiritual berharga ke Lombok.
Di Lapak travel itu,kita ditawari untuk ke Gili Terawangan,pulau yang bahkan lebih terpencil dari Lombok. Gw langsung setuju. Ini perjalanan spiritual pikir gw. Lebih terpencil lebih bagus. Kemudian kita ditawari paket kapal boat untuk ke Lombok,hanya 2 jam saja dari Bali,harganya Rp1.200.000. Tidak. gw tolak secara halus. Kemewahan bukan tujuan kami kali ini. Kami ingin sesederhana mungkin dan semenderita mungkin.
"Kami bisa naik gerobak sapi?",mulut gw ingin melontarkan pertanyaan itu karena terdorong keinginan yang sangat besar untuk hidup sesederhana mungkin. Tapi tentu saja tidak bisa. Mereka cuma punya kapal boat atau kapal ferry.Tidak ada gerobak sapi.Gw masih ragu-ragu."Jadi gimana?",pertanyaan petugas travel itu mengangetkan gw dari lamunan."Belum tau,mas",jawab gw. "Kalo gitu minum dulu",tawarnya sambil mengeluarkan aqua gelas.Ingin rasanya berlari ke bawah paralon dan mereguk air tetesan hujan dari genteng sepuasnya.Bahkan aqua gelas pun menyakiti gw,terlalu keduniawian.
Akhirnya kami pun memilih kapal ferry (ya iyalllah,kata Roiders). Dengan kapal ferry,butuh 5 jam dari Bali untuk ke Lombok. Harganya Rp280.000 Bali-Lombok pp. Setelah membayar biayanya, kami pun pulang dengan hati puas ke kamar penginapan sederhana kami yang tempat tidurnya pernah ambruk,kipas anginnya jelek, flush toiletnya sering macet,dan bau apek. Lalu segera tidur karena keesokan harinya kami akan dijemput pukul 6 pagi di losmen.
Day 4 (Christmast Eve)
Jam 6 tepat,penjemputnya dateng. Kita langsung capcus naik mobil travel yang ternyata colt tua. Perjalanan belum dimulai ternyata,kita harus jemput penumpang lainnya yang ternyata rata-rata bule. Ada sih dua orang turis Indonesia. Gw dan Banu sih menganggap mereka cuma berteman,bukan pasangan. Soalnya ceweknya manis, cowonya menyedihkan banget. Kurus tapi ga tinggi,rambut gondrong,pake kacamata item bulet, celananya kargo murahan, bawa gitar, tampang standar, pokoknya dia seperti masih hidup di era dimana Deddy Dores masih menjadi panutan fashion. Selain itu, cara ngomongnya juga ngeselin banget,sok asyik.Ga mungkin cewek itu mau sama dia.
Kita pun diem-diem mencibirnya dan memanggilnya si SA. Si Sok Asyik. Ah,kita lupakan si SA.Toh nanti di Gili Terawangan kita gak bakal bertemu dia lagi. Lagipula,ini perjalanan spiritual,tidak baik menghina orang.Oh,terakhir..dia pake bandana!Bandana zaman Nike Ardila!manusia tahun 2000an mana yang pake bandana! Ha?Ha?Ha?Bandana cuma dipake sama Berty Tilarso dan Vicky Burki and this pathetic yet annoying-small-leg-with-cheap-cargo-pants wore it!! Menyedihkan!
Udah.gw janji itu yang terakhir kalinya gw menghina dia.Ini perjalanan spiritual.Ga baik bertingkah seperti itu.
Akhirnya setelah 1 jam perjalanan,kita sampai di pelabuhan Padang Bai. Dan langsung menaiki ferry. Untuk menerapkan pola hidup sederhana,di atas ferry kita mutih. Yaitu menahan lapar dan hanya memakan keripik singkong. Ya ya,gw tau makan keripik singkong kemasan bukanlah definisi dari mutih. Tapi hanya itu yang gw punya di tas. Lagipula kalau kita atur pikiran kita dan konsentrasi,rasa singkong ini lama-lama mirip nasi putih *sambil memandangi penjual nasi ayam berseliweran menjajakan dagangan*
Kapal ferry ini dipenuhi bule-bule miskin dan dua orang pribumi kaya tapi sedang mencoba hidup sederhana demi pencapaian spiritual,yang lainnya cameo (bule-bule miskin ga jadi cameo because they're effing awsome.Kena bulestruck dan pribumi low self esteem gw selama perjalanan ini).
Setelah 5 jam perjalanan,akhirnya sampailah kita di pelabuhan Lembar,Lombok.Dari situ harus naik mobil travel lagi menuju pelabuhan Bangsal tempat menyebrang ke Gili Terawangan. Setelah menunggu mobil jemputan selama 30 menit di warung indomie,numpang boker..eh..maaf..buang air akbar di toilet warung,dan perjalanan selama 45 menit-an,akhirnya sampailah kita di Pelabuhan Bangsal tempat menyebrang ke Gili Terawangan.
Di sini,pribumi-pribuminya agak kasar sama Bule. Ada yg minta barang-barang mereka segala. Padahal dengan tindak-tanduk yg seperti itu, mereka sendiri yang akan rugi,kan? Kehidupan sektor riil di tempat itu pasti tidak akan berjalan jikalau tidak ada warga negara asing yang melancong (mulai terdengar spiritual dan intelektual,kan?).Tapi kita tidak tahu juga alasan mereka berbuat seperti itu. Mungkin mereka pernah disakiti warga negara asing. Mungkin ada gadis kembang desa berdada besar di desa itu yang pernah dilecehkan oleh warga negara asing yang melemparkan panah dart ke dadanya sehingga dadanya meletus? (mulai balik ke aslinya,Roid yang dangkal). Entahlah.
Tak lama,perahu yang ditunggu-tunggu untuk menyeberang datang juga.Wohooooo...Gili Terawangan..i'm coming! Banu agak takut sama laut dan ombak,jadi sepanjang perjalanan,gw harus menenangkan dia. Di Ferry juga gitu,dia parno kalo ombak gede. Terus malah waktu masih di pelabuhan Gili Manuk,pas naik Ferry,dia jerit pas ferry-nya lepas jangkar.Dia pikir tu Ferry bakal tenggelam.Hah!Penakut! (sirik karena Banu banyak penggemar).
Si SA (Sok Asyik) ada di foto pojok kanan atas. Tapi gelap.
Dia di sebelah kanan cowo keriting
Foto kanan bawah adalah foto bule Sok Asik (yg pake singlet putih).
Yang ini gayanya mayan,tp sok asik banget.
Yea,we're busy naming those annoying people instead of enjoying the view.
But hey,bitching at people is our special way to enjoy our "view".
Setelah 15 menit menaiki perahu kecil,dan bete mendengarkan obrolan si Sok Asyik,akhirnya sampailah di Gili Terawangan.Thanks Gooooooood,ga bakalan ketemu dia lagi. Begitu nyampe langsung disamperin sama calo penginapan. "Ga usah,mas.Saya bisa tidur di pohon.Langit atap saya,pepohonan rumah saya,pasir toilet saya *sambil menimbun kotoran di dalam pasir*",pengen banget gw ngomong gitu. Tapi melihat wajah mereka yg sangat membutuhkan uang,gw setuju saja menginap di losmen mereka.Apalah artinya 200 ribu semalam,yang penting bisa membantu keuangan mereka.
Tunggu..tunggu..apa?200 ribu semalam?gila lu! Segera gw tawar..100ribu! "wah...ga bisa mas..lagi musim liburan.150 deh",mulut si anying itu ngejawab lancang. Bak lagi nawar kaos ketat Guess Palsu di Mangga Dua, gw sok-sok kabur. Gila ya! Lumayan bisa menghemat 50ribu! pokoknya kalo ga 100,gw ga mau. Tapi taktik gw gagal,dia ngga manggil gw lagi. Oh..ya sudahlah..apalah arti 50 ribu asalkan bisa membantu mereka. Heran sama orang-orang yang bisa nawar sampe setengah harga,kalo ga dikasih pake maki-maki lagi,kalo gw sih ga pernah tega. Uang cuma kertas yang bercetak kan?tak akan kita bawa mati. Oh My God..i am beyond spiritual.Gw bisa jadi tokoh spiritual hebat seperti Anand Khrisna *gak pernah baca detik.com*. Akhirnya gw setuju, kemudian dibawa ke penginapan mereka. Penginapannya lumayan. dua tempat tidur single, kipas angin dinding,kamar mandi yang lumayan gede terus dapet sarapan pula. Letaknya juga deket dari dermaga.Konyol sekali tadi kelakuan gw,berdebat demi 50 ribu. Gw tertawa sendiri sambil geleng-geleng kalo ingat kekonyolan gw itu.Ahh..Guess a spiritualist guy like me has flaw too.
Setelah bersih-bersih, kita berencana keliling pulau. Katanya malam ini bakal rame karena malam natal. Banyak restoran di pinggir pantai yang mengadakan party gratis dengan DJ-DJ kenamaan dari......pulau itu.Sekalian nyari penginapan lain lagi ah... Yang 100 ribu. Pokoknya mendapatkan penginapan 100 ribuan is like my ultimate dream. Apapun akan gw lakukan untuk bisa mendapatkan harga segitu,jual Banu kalo perlu (jual diri ga pede,pasti ga laku).
Begitu keluar kamar,atmosfer liburan dan having fun langsung terasa. Bule-bule bersliweran. Dengan bermacam-macam gaya. Kali ini mereka agak dandan,soalnya ada party-party di beberapa restoran di pinggir pantai.And i looooove the santai/holiday atmosphere.Bau laut, toko-toko kecil di pinggir jalan,restoran-restoran unik, dan bule-bule stylish yang bersliweran.I was like in remote island in caribia or something.Excited bangetlah gw pokoknya. Oh,btw,di sini ga boleh ada kendaraan bermotor,paling sepeda. Kalo mau sewa sepeda,50 ribu per jam. Di pinggir-pinggir jalan banyak tempat penyewaan sepeda. Jadi makin kerasa santai dan liburannya karena semua orang jalan kaki dan bersepeda. Ga ada yang kebut-kebutan naik motor,apa lagi kernet yang teriak-teriak,"blokem,blokem,blokem.Terakhir,terakhir".Santaiiiiii.Fuuuun. See the pictures.
harga souvenir-souvenirnya lbh mahal dari Bali.Tapi ga bikin pusing,
karena nggak ada penjual yg nyamperin sambil sedikit maksa. Di sini santaiii.
Gw kelojotan.Daerah-daerah pribadi gw basah dan lengket
begitu membaca spanduk ini.
Entah kenapa gw gak suka pulau yg sepi kalo malam.
Waktu di Pulau pramuka dulu,malemnya sepi.Kita bingung
mau ngapain.Akhirnya maen Gaplek.Males bgt kan jauh2 cuma
maen gaplek.Pulau ini just perfect. Malem rame, siang santai.
Some interesting restaurants pinggir pantai. Kita
makan di restoran india.Pelayannyanya baik sekali mau memilihkan menu yg paling murah.
Mungkin niat untuk hidup sederhana terpancar jelas dari mata kita.
Suasana restoran ini lbh romantis daripada Jimbaran. Kursi diganti kasur
yang diletakkan di atas pasir pantai. Tidur di kasur,di atas pasir pantai,sambil
menikmati semilir angin pantai dan deburan ombak,melihat bintang-bintang. Just perfect.
Tapi makanannya masih enakan di Jimbaran *tetap nyela,apa kabar perjalanan spiritual*
Setelah makan,kita lalu beranjak mencari restaurant yang mengadakan party.Pilihan jatuh ke bar paling rame.Suasananya asyik. Bule-bule minum sambil ngobrol di bar. Kita nggak mau kalah,liat-liat list minuman. Aduuuh,lame. Nggak ada minuman favorit gw.Dude,where's the plain tea ice?? es teh tawar? Sigh,your beverages lists are just lame dude. Apa itu gin tonic?Minuman dari salon?How can you drink penguat akar rambut ?it's just lame dude,merknya bukan Rudi Hadisuwarno pula,pasti palsu. Ga asyik. Ya sudahlah,kita pesen aja cap cis cus tanpa liat nama minumannya,yang penting harganya aja. Akhirnya kita pilih minuman yang namanya sophisticated sekali dengan harga terjangkau,8ribu rupiah saja. Nama minumannya: Orange Juice. Ingat,sederhana,dan gak beralkohol.Itu kunci minuman spiritual.
Tak berapa lama,DJ mulai memainkan musik. Yang turun ke lantai dansa malah kebanyakan pribumi pulau setempat. Malah kebanyakan ABG di bawah umur. Bule-bule malah cuma ngobrol-ngobrol aja sambil minum. Oh...apa jadinya generasi bangsa kalo mereka sudah berpesta sedari dini. Sebagai pemimpin spiritual kaum uber sexual, segera gw dekati mereka untuk memberikan nasehat. Gw dekati mereka...oh,anak ini kecil sekali..wajah gw pias...air mata sudah menggenang karena menyesali nasib mereka...semakin dekat ke arahnya..gw siap-siap membuka mulut untuk menasehati...Lagu Rihanna Please Don't Stop The Music diputar..gw lalu membuka mulut...dan teriak.."ayo goyaaaaang"...aaah..asyiknya...pinggul gw mulai bergoyang mengikuti irama.
DJnya memainkan musik-musik dance mainstream. Walau mainstream tp bisa membuat crowd menggila. Gw kagum dan mendekati booth DJ. Wah..gw belum pernah liat turn table.Wow..itu turn table.Mengagumkan. Coba ah..liat koleksi-koleksi piringan hitamnya. Pasti keren. Dan ternyata..wow..bener-bener keren! Ajaib! Piringan hitamnya kecil, sebesar cd,trus ada gambar Rihanna di sampulnya, dan ada tulisan "best female compilation MP3 hot".Wow mirip mp3-mp3 bajakan yang di Glodok,atau emang iya? Kalo iya,semakin kagum gw. DJnya mampu menerapkan pola hidup sederhana. Setelah puas mengagumi piringan hitam yang ternyata ga hitam,gw langsung cabut pulang. Cape. Besok harus bangun pagi.
Orang-orang ini hanya mengagung-agungkan
kenikmatan duniawi. Neraka sudah menunggu
mereka *ngomong sambil goyang kepala dan minum orange juice*
Ayoooo...goyang lagi.
Day 5 (Christmast in Gilies)
Bangun pagi jam 6, gw langsung excited. Wah..hari ini ada jadwal snorkeling ke 3 pulau, Gili Terawangan dan dua pulau di sekitarnya,Gili Air, dan Gili Meno. Kemarin malam kita udah pesen di travel setempat. Delapan puluh ribu rupiah,sudah termasuk kapal boat untuk menyebrang.Menguntungkan sekali,bukan?
Jadwal berangkatnya jam 10. Menunggu jam 10,kita jalan-jalan di sekitar pulau sambil berfoto.
Di sekitar situ,ada yang jual gelatto,murah.Cuma 10 ribu.Enak pula. Selagi beli,gw iseng-iseng nanya penginapan.Wow..ternyata mereka ada. Dan mau ditawar 100 ribu.Tapi waktu sudah menunjukkan pukul 09.45. Penginapan gw agak jauh dari situ. Dan kita gak boleh telat. Belum packing barang2 pula.Tapi gw harus bisa.
Penjual gelatto berbaik hati meminjamkan sepedanya. Si Banu gw suruh ke travel aja,suruh bilang kl kita kemungkinan telat sedikit. Cepat..cepat..gw teriak ke dia.Gw langsung buru-buru ngebut.Go..go..go! Ibarat ikut Amazing Race Asia dengan perintah,"find the cheapest room in island.As the reward,you will save 50 thousands rupiahs". Seru. Dikejar-kejar waktu dan berasa terancam eliminasi. Karena kegigihan tekad dan uang 50 ribu yang terbayang-bayang, akhirnya gw berhasil packing kilat dan check in dengan tepat waktu, tak terlambat snorkeling.
Seperti biasa,perahu dihuni para bule.Tidak terdapat sebatang pribumi pun kecuali kita berdua dan para guide.
lihat.Gw ga pake pelampung.Gw lebih hebat dari Banu! (masih sirik)
Karang-karang bawah laut di Gili Terawangan awsome! Benoa ga ada apa-apanya. Di Gili Air,ikan-ikannya yang mengagumkan!Di gili Mano ngeliat tebing bawah laut gitu,gw ga terlalu menikmati. Paling best,gili air. Ikan-ikannya banyaaaaak banget!
Mampir untuk makan siang di Gili Air.
berasa buka lapak untuk jual diri di gubuk-gubuk ini.
Ayo mampir madam..pria eksotis pribumi..
Sore sekitar jam 5an,kita kembali ke Gili Terawangan. Kita nyempetin lagi mandi-mandi dan snorkeling di deket-deket pantai.
Setelah puas berenang (GW sekali lagi GU-WE yang berenang,menghadang ombak besar,tanpa pelampung,sambil snorkeling ke tengah-tengah.Si Banu..sekali lagi..BANU..cuma FOTO-FOTO sambil sesekali berenang di pinggir-pinggir bersama anak kecil),kita kembali ke penginapan kita. Yang baru,yang cuma 100 ribu.
Ternyata kecil banget. Jauh banget dari penginapan sebelumnya. Cuma lebih berasa eksotis. Kamarnya dari Gedek (bambu yang dianyam), lantainya dari papan, kamar mandinya di luar (dari gedek juga),lantainya dikasi batu-batuan alam.Ada kelambunya segala.Tapi karena dari gedek,suara-suara di kamar sebelah kedengeran banget.Derit-derit tempat tidur,suara bisik-bisik cekikikan, kulit bergesekan, bibir beradu, rambut ketiak saling menjalin *mulai lebay*. Intinya cocok banget kamar ini buat pasangan maniak seks yang eksebisionis suara *apa kabar spiritualisme,Roid?*
Sebelum tidur, kita mendengar percakapan di kamar sebelah. Hmm..berbahasa Indonesia."Jangan-jangan si Sok Asyik,Mas",kata Banu.No way.Ga mungkin cewe itu mau tidur bareng Sok Asyik.Mereka pasti cuma teman.Pasti.Potong titit gw kalo itu mereka.
Day 6 (Last Day in Gili)
Bangun pagi,kita langsung mandi. Siap-siap cabut lagi ke Bali. Huhuhuhu..Cedihna..cedih banget Nich. Dan pas gw ke luar kamar untuk mau mandi...seorang wanita keluar juga dari kamar sebelah dengan rambut acak-acakan. "Eh...temen satu perjalanan",katanya sambil tersenyum manis. Dan dari pintu kamarnya yang menyeruak, gw melihat pria itu, pria berbandana itu dengan celana kargo murahan-beli-di-Mangga-Dua-Merk-AdaDis-nya dan senyum sok asyiknya. Gw balas Menyumpal (memberikan senyum palsu) dan balik ke kamar, mengambil gunting kuku,ke kamar mandi, lalu memotong titit gw.
Day 6 (Back to Bali)
Begitu nyampe Bali, kita langsung janjian ketemu Siska dan Ficky di salah satu rumah makan anonymous-yang-penting-harganya-murah. Begitu ketemu, langsung heboh. Bak ibu susuan dan susunya yang lama tak bersatu. Cerita-cerita langsung bermunculan dari bibir Siska. Padahal yang melancong gw. Dia cerita kalo selama kami di Gili, dia dan Ficky cuma tidur-tiduran di Kuta sambil baca buku, ngerujak, sayang-sayangan, dan menghina-hina orang-orang yang hilir mudik di situ (kebanyakan dia menghina warga lokal yang dandanannya heboh padahal cuma ke pantai). Dasar 11 12 hobinya sama kita.Katanya walaupun kegiatannya cuma gitu,tapi nikmaaaaaat banget. Masa sih senikmat itu?Kasian ih mereka,pasti tiap hari sebelum ke Kuta,mereka bercermin dulu sambil berkata pada diri sendiri, "Liburan ini mengasyikkan...liburan ini mengasyikkan..liburan ini mengasyikkan Siska..mengasyikkan!"sambil menjambak-jambak rambut.Pasti deh.
Setelah itu kita ke Sling Shot. Wahana impian Siska. Siska mati-matian membujuk gw supaya ikut naik,soalnya harus 2 orang yang naik. Gw gak mau karena nggak ada duit. Udah lah ya bo' ya..jujur aja ya. Cape gw menyembunyikannya. Gw ga ada duit!! Tinggal 200 ribu duit gw.Belum beli tiket bis. Belum buat makan besok. Ini aja,biaya buat liburan ini,semuanya hasil dari ngutang ke teman *Itu terlalu jujur,Roid bodooooh*. Si Banu yang tak dinyana-nyana bakal mau (karena dia takut ketinggian.gw masih sirik),akhirnya mau dibujuk.
Akhirnya Impian Siska terpuaskan. They screamed out loud. Terutama si Banu. Teriakannya kedengeran sampe ke Pulau Komodo kali,membuat Komodo jadi ogah kawin satu musim. Bule-bule yang nonton di sekitar situ juga ngikut-ngikutin suara teriakannya. We got the video on facebook. Seru..seru.
Day 7 (Last Day in Bali.Huhuhuhu.Cedihna)
Hari ke-7 di Bali,Siska ga mau kemana-mana.Cuma mau di Kuta aja sambil baca novel dan ngeliatin orang. Kebetulan gw juga cape. Pengen juga membuktikan omongan Siska. Dan ya...emang bener. Nikmat banget. Padahal cuma: tiduran sambil baca novel,merasakan semilir-semilir angin,deburan ombak,keramaian di sekitar, tertidur. Bangun lagi. Terus bengong sambil liatin bule-bule ngobrol,nenek-nenek pemijat yang maksa tapi lucu. Baca Novel lagi. Laper. Makan bakso satu mangkok berempat. Beli rujak. Makan bareng-bareng.Kenyang. Baca Novel lagi. Cape baca, meletakkan novel. Terus bengong sambil ngeliatin pantai. Terus begitu sampe kita sudah harus kembali ke hotel.Packing sebelum pulang.
Nggak terasa,kita udah harus pulang. Sedih. Liburan kali ini benar-benar menyenangkan. Oke,menyenangkan nggak cukup untuk mendescribenya. Ke Dufan juga menyenangkan. Liat bokep juga menyenangkan.Gw ga mau liburan ini sama kaya liat bokep. It's beyond menyenangkan. Harus ada kata-kata yang tepat untuk mewakilinya.
Oke, mungkin ini terdengar agak lebay.Kalau memori-memori gw dikumpulkan jadi satu majalah, cerita tentang liburan ini ada di sampulnya. Dengan font besar, warna menyala terang.
LIBURAN KE MALANG, BALI,DAN GILI SELAMA 7 HARI BERSAMA TEMAN-TEMAN TERBAIK.
BUKA HAL.3! 10 HALAMAN! LENGKAP DENGAN TIPS-TIPS BAGAIMANA CARA MENGHEMAT SEKALIGUS GLAMOUR TAPI TETAP KAYA SPIRITUALITAS.
Jadinya gampang gw re-call.kalo kangen saat-saat itu,tinggal liat-liat lagi majalahnya.Ada di halaman depan ini.10 halaman pula.Jadi gw bisa senyum-senyum lagi mengingatnya.
Jadi liburan ini bukan sekedar menyenangkan. Ini salah satu artikel utama di buku memori gw.
tik tok tik tok...oke..emang lebay,Roid.
Ah..whatever...
bubye Bali dan Lombok....see you soon...soon! i promise you!
BONUS edisi kali ini! Kumpulan-kumpulan foto Banu khusus untuk para penggemarnya. Ingat,dia takut ombak, tidak bisa berenang, dan takut ketinggian. Ingat itu!!