Isn't it cute? Iya sih. Tapi harganya nggak cute sama sekali. Kalo gw berdua patungan sama Banu, mana mampu gw (Aaf sama Vio udah ngasi kado). Tambah Inul, masih agak mahal. Apa lacur? Akhirnya gw nelpon Gerandis di Papua biar dia ikut patungan. Dan akhirnya sofa itu kebeli! Yay! Senangnya. Siska sih pasti seneng-seneng aja. Apalagi kalo liat merk-nya. Makanya waktu mbak-mbaknya nanya, "mau dibungkus pake kertas kado ini *nunjukin kertas kado biasa* atau ini *kertas kado dengan merk Mother Care segede persoalan keluarga Arumi Bachin*?", gw pilih opsi kedua. Bungkus! Dan gw pun melangkah riang dengan plastik besar yang didalamnya terdapat kado mahal yang cantik dan cute dan....oke, yang dibeli dari hasil patungan 4 orang.
Setelah menunaikan semua kewajiban hedon malam itu, akhirnya gw, Banu, Vio dan Aaf pulang naik taxi. Tepat sebelum gw memasuki pintu taxi, Vio, sekali lagi Vio, ngomong, "eh...itu kadonya taro di Bagasi aja, gede banget". Dan gw yang nggak pernah naro barang di bagasi karena takut barang ketinggalan ini, akhirnya naro barang di Bagasi. *Roiders memutar bola mata ke kiri, yang artinya: ahhh..ketebak ini ceritanya, (kalo ke kanan artinya,"ceritanya ini ketebak..ahh)*....Eittsss...nanti dulu...pasti lu mikir kadonya bakal ketinggalan di taxi...terus ilang selamanya. Hahaha. Salah! Makanya baca dulu! Nggak seperti itu!
Setelah perjalanan sejauh argo 60ribu (mentalitas orang miskin,segalanya dinilai dengan uang), akhirnya kami sampai di kediaman masing-masing. Kami pun mengucapkan terimakasih kepada Pak Supir lalu pulang dengan hati riang *Roiders berbisik, "eh..eh..kado di bagasi belum di ambil". Lalu gw dan Banu pun seperti biasa berdiskusi dengan hati riang di depan gang:
Gw: "Bung..ingat hukum Pascal yang mengatakan," Bila zat cair pada ruang tertutup diberi tekanan, maka tekanan akan diteruskan ke segala arah"
Banu: "hahaha..becanda Bung Roid ini. Tentu saja saya ingat"
------Di sini Roiders lagi-lagi berbisik, "sstt..eh..eh..kadonya masih di bagasi---
Gw: 'Iya. Itu ternyata dasar utama sahabat kita, Bung Tjokorda Raka Sukawati menciptakan teknik Sosrobahu. Wah..wah..saya tak menyangka. Cerdas juga beliau itu"
Banu: *muka panik* Mas...kadonya ketinggalan
Gw: "Ya dan hukum paskal....uhuk *keselek Buku Fisika Terbitan Erlangga yang dari tadi dijadiin naskah percakapan*...anjriiiittt...kejaaaarrrr taxinya. YA ALLAAAAH. Gimana ini!!
------- Roiders memutar bola mata 360 derajat----------------
Akhirnya kita ngejar pake angkot, "bang..ayo bang cepet Bang...kejar taxi di depan Bang...ada barang yang ketinggalan. YA ALLAH...gimana ini. Udah jauh lagi taxinya. Gak keliatan. Alhamdulillaah. Itu bang ada gemerlap lampu taxi di depan. Kejar Bang".
Tapi malang tak dapat diraih, untung tak dapat ditolak. Itu bukan taxi yang kita naiki tadi. Tu taxi udah lari entah kemana. Mungkin dia ngebut cepet-cepet begitu tau ada barang ketinggalan di bagasinya. Mungkin juga dia ngumpet di gang kaya jagoan menghindari kejaran polisi. Tapi yang pasti, kado buat Siska ada di situ. Hilang. Gak bakal balik ke kita. Hiks. Sedih banget.
Uang hilang sih gak masalah (Roiders memutar bola mata 90 derajat, "ya iyalah, patungan 4 orang") tapi kesenangan yang tadi kita rasakan karena sudah bisa membeli kado terbaik, jadi menguap. Yang ada kecewa. Lalu kita pulang ke kos dan kembali ke kamar masing-masing. Tetap sih, kita telpon perusahaan taxi itu, yang gak usahlah namanya kita kasih tau, pokoknya lawan kata Putri deh, tapi harapannya tipis lah kado itu bakal balik. Dan akhirnya malam itu kita tertidur sambil terisak-isak.
Roiders saling berbisik: "eh..eh..najis banget ya blogger ini. Maksudnya apa sih bilang barangnya gak bakal ketinggalan tadi? Biar terlihat beda ceritanya? Sok kreatif banget. Ih. Haram jadah deh. *Roider memutar bola mata 150 derajat*
Roid: Diam kamu pembaca yang kerjaannya memutar bola mata!
-------------------------- seminggu setelahnya---------------------------------
Gerandis ke Jakarta. Dan seperti biasa, kita maen bareng. Akhirnya kita iseng cari kado lagi ke Mother Care. Dan kado sofa-sofaan tadi masih ada dong di situ. Teronggok menantang. Bikin sakit hati. Dan harganya udah nggak diskon pula. Nggak mungkin banget beli itu lagi. Setelah milih-milih dan memberi contoh yang baik kepada anak-anak di toko mainan itu, salah satunya dengan cara seperti ini:
Vio maksa kita buat beli sofa itu lagi. Errr...mahal ya bo'. Tapi apa lacur? Kita telpon Kacrut di Surabaya, suruh dia ikut patungan. Yak. Dia mau. Sah! Sofa itu jadi kado kita lagi. (Roiders, kamu dapet faedah kan dari membaca blog ini. Salah satunya, kalau kekurangan uang patungan, tinggal telpon aja orang-orang di phonebook kamu. Iya..Sama-sama). Setelah minta lagi kertas kado bertuliskan Mother Care yang besar, akhirnya kita pulang dengan hati riang dan meletakkan lagi kado di dalam bagasi? Ah...tentu tidak Roiders. Kami kan bukan keledai. Lagipula, angkot mana punya bagasi. *Habis beli kado dua kali, ga ada duit buat bayar taxi lagi*
-------- di sini burung-burung bernyanyi, angin memainkan rambut hingga melambai-lambai dengan lembut. Mendekati Happy Ending---
Oh ya. Malam itu Gerandis, Inul, dan Nunu nginep di kamar gw dan Banu. Dan sebelum ke kos, kita mampir dulu di Indomaret membeli keperluan laki-laki. *Roiders berbisik-bisik,"eh..mana kadonya..pasti ketinggalan lagi..bego dasar ya"* Heiiii...aku dengar lho. Tenang. Ini kadonya! Taraaa *mengangkat kado ke arah langit-langit Indomaret*. Nggak mungkin dong kami lupa. Selain karena kami sudah belajar dari kesalahan, lagipula kami di sini berjumlah 5 orang! Masa nggak ada yang inget. Udah, ah...lanjut lagi cari keperluan laki-lakinya. *mengalihkan pandangan ke arah lelaki-lelaki yang sibuk memilih handuk warna-warni dan sempak, yang walaupun cuma satu merk GTman, tetep harus milih-milih*
Setelah selesai membeli keperluan laki-laki, kami pun pulang. Lalu membersihkan diri, bersiap untuk istirahat. Setelah semuanya selesai membersihkan diri, kita pun bersiap tidur dengan tenang. Tiba-tiba Nunu minta tetes mata ke gw. Karena gw bukan pemain sinetron, maka gw gak punya. Lalu dia pun pergi ke Indomaret. 15 menit kemudian dia kembali dengan membawa bungkusan besar. Yang ternyata bungkusan kado tadi, yang ternyata tertinggal di Indomaret tanpa satupun dari kita menyadari.
Sekian dan terimakasih.
*Roiders tidak diberi kesempatan untuk mencemooh*