Selasa malam, 5 Oktober 2010, seperti biasa gw bengong melototin timeline. Tiba-tiba ada tweet Siska:
Belum ada bukaan. Jadi masih belum pasti kontraksi ini mau lairan atau ada sebab lainnya. Doanya yah tweeps :)
What?? dia udah mau lahiran aja? Perasaan bulan ini baru 9 bulan deh. Cepet banget sih? Emang normalnya berapa bulan sih? Cepet-cepet gw cari buku biologi SMA gw. Dan hap! Langsung dapet. Emang biasanya gw naro buku biologi SMA di sebelah tempat tidur. Nggak bisa tidur gw kalo belum melafalkan nama-nama tulang di tubuh manusia. Oke. Cari di bagian reproduksi.Oke. Ini bagian reproduksi. Bolak-balik halaman. Cari di bagian kehamilan. Oke. Dapet. Cari di bagian jangka waktu kehamilan vertebrata. Oke Dapet. Bolak-balik. Reptilia. Bukan. Walaupun lidahnya setajam ular tapi Siska bukan reptil. Jelas. Next page. Primata. Oke. Oke. Nah..ini : "Masa kehamilan Gorila adalah 8-9 minggu". Shit. Berarti emang sekarang masa melahirkannya.
Keesokan paginya gw dan Vio menuju ke Rumah Sakit Sari Asih di kawasan art-chic di Manhattannya Indonesia, Kailedag (tulis: Ciledug). Tapi sebenernya kita tau keadaan Siska di sana dari twitter. Ya saudara-saudara. di tengah kesakitan yang sangat, orang ini masih sempat-sempatnya mengadakan live tweet. Ini contoh-contoh live tweetnya:
They moved me to the delivery room along with sepatu-boot-banjir, ember segede gaban... I guess this is gonna be veeery nasty folks...
Alhamdulillah, bukaan tigaaa... +eh masi lama ya sampe sepuluh?+
They just made me poop, and I managed to keep my miss-universe-smile while they shoved that thing in my ass. Wakakak...
Tweeps, maap ya kalo tar ga bisa reply atu2... Diantara kontraksi+livetweets tetep dibaca kok mention nya #sokarteis
Dan timeline gw jadi rusuh sama orang-orang yang nanya keadaannya dan nuntut dia buat live tweet. Ya mereka pikir ngelahirin itu cuma ngangkang terus a little cute crying doll keluar dari rahim terus habis itu si ibu tidur cantik dengan make-up yang terpasang sendiri dan rambut yang terblow secara ajaib kali ya. Gw kasih tau ya ke elo-elo semua *nunjuk laptop*, sebagai orang yang berada di lokasi kejadian, GUWE TAU BANGET (nunjuk dada, bayangkan cara ngomong Cinta ke Rangga, tp kali ini Cinta mempunyai jenggot dan cambang) kalo proses ngelahirin itu sakit .
Soalnya gw liat sendiri tampang Siska waktu sedang berjuang di ruang bersalin. GW LIAT SENDIRI. Betapa sakitnya dia berjuang. Mondar-mandir ruang bersalin. Tarik hembus nafas, berusaha mengurangi sakitnya kontraksi. Gw dan Vio yang mendampingi dengan setia (setia = gw maen hp di sudut ruangan sedang Vio meringkuk ketakutan ngeliat tampang Siska yang kaya singa betina lapar). Kami turut merasakan kesakitannya. Sedang Ficky (suami Siska) sebisa mungkin memenuhi permintaan Siska. Sedang gw sibuk merekam kejadian ini ke dalam memori gw. Gw bisa belajar dari adegan-adegan ini kalo nanti istri gw bakal ngelahirin:
1. Siska minta dianter ke kamar mandi, Ficky nganterin dan membantu jalan.
2. Siska minta tiduran, Ficky membantu menidurkan di sofa.
3. Siska minta panggil suster, Ficky manggil suster dengan tergopoh-gopoh.
Ya, adegan-adegan itulah yang nantinya harus gw contoh. Adegan-adegan itulah yang nantinya akan terjadi kalo istri gw bakal ngelahirin. Ya mungkin ada sedikit perbedaan, adegan2 yang dilakukan Siska, nanti gw yang akan melakukan. Adegan Ficky, istri gw yang lakuin.
Roid-yg-sedang-dalam-posisi-puncak-baik-dalam-keuangan-kesehatan-maupun-ketampanan : "Ma...Papa mau pipis. anterin. Takut"
Istri-Roid-yang-sedang-hamil-9-bulan-namun-sangat-mencintai-pangerannya-Roid-Taufan-
dan-Rela-Melakukan-Apa-Saja-Deminya:
(bangkit dari jongkok, kepala bayi sudah muncul) "iya Pa..sini mama papah"
---------- Penulis mati dijumroh pembaca wanita-------------
Tapi akhirnya, orang-orang di timeline itu ngerti juga kalo Siska gak bisa live-tweet setiap saat. Akhirnya mereka nyuruh kita buat live-tweet perkembangan Siska. HAH! Berarti memang cuma GW dan vio (why can't i make GW in font size 24 dan Vio in size 2?) yang jadi saksi kejadian penting ini. Tapi ya kita juga ga bisa di deket Siska terus-terusan. Dia kesakitan dan bilang sendiri kalo liat orang bawaannya pengen nyakar. Jadi setelah sekitar 10 menit di ruang bersalin, kita balik lagi ke kamar Siska. Ficky bilang kira-kira Siska bakal ngelahirin sekitar jam 3an. Berarti masih 3,5 jam lagi. Ya udah kita putuskan buat balik aja ke ruang inap Siska. Tapi tetep kita tweet kejadian-kejadian tadi: "siska udah bukaan 6. Kita balik lagi ke kamar karena tampang Siska menyeramkan,dll". Pokoknya kitalah harapan mereka untuk terus memantau perkembangan Siska. Jadi berasa mengadakan liputan khusus hari itu.
Sebagai pelengkap jurnalisme, foto sering digunakan oleh wartawan. Oleh karena itu, kita pun melengkapi liputan khusus Siska Beranak 2010 dengan foto-foto yang semakin mempertajam dan memperjelas isi liputan ini. Berikut foto-foto yang kita tweet (sebagian):
Ruang inap Siska. Tampak satu ranjang yang rapi dan terlihat nyaman untuk ditiduri
dengan kursi dan meja di dekatnya. (Redaksi ingin sekali menulis: Ruang inap Siska. Tampak
satu gelambir lemak yang menempel di perut dan terlihat nyaman bersarang di sana. Pemiliknya berusaha
menutupi dengan tangan, tapi tentu saja itu pekerjaan sia-sia)
Televisi 20" yang terletak di depan ranjang. Terdapat laci-laci kecil
yang bisa diisi Siska dengan perlengkapan-perlengkapan bayi. Foto ini redaksi rasa
cukup bagus karena fokus foto terletak pada televisi dan tidak ada objek-objek lain yang
mengganggu
Foto close up ranjang Siska. Ranjang terlihat nyaman dan bersih.
Foto ini redaksi rasa juga cukup bagus. Karena fokus pada objek utama, yaitu tempat tidur
dan menggambarkan betapa rapi dan teraturnya pengaturan seprai dan selimut.
Foto juga tidak terganggu oleh objek-objek lain.
Setelah puas melengkapi liputan kami dengan foto-foto, kami iseng-iseng balik lagi ke ruang persalinan. Padahal baru jam 12. Masih 3 jam lagi Siska beranak. Tapi daripada mati gaya di ruangan. Lagipula dua orang bukan muhrim yang berada dalam satu ruangan, pasti menimbulkan fitnah. Sempat kami lihat melalui teropong bintang dari jendela rumah sakit, Bu RT Vio di Malang mencibir.
Tapi begitu sampai di ruang bersalin, suster penjaga ruangan melarang kami masuk. "Loh, memangnya kenapa,Sus?". "Itu, anaknya baru lahir", jawab susternya ramah. "Dibersihin dulu ya, Ibunya". Lah? cepet banget brojolnya. Gw dan Vio langsung merasa tidak berguna. Kita malah sibuk berfoto-foto di dalam kamar Siska. Gak ada di sampingnya ketika dia berjuang melawan hidup dan mati. Kita juga mengecewakan orang-orang yang sudah berharap banyak. Bukannya ngetweet hal-hal berguna, kita malah ngetweet foto-foto menakutkan gw dan Vio. Tapi yah...sudahlah. Nasi sudah menjadi bubur. Yang paling penting sekarang....Tami sudah datang!!! Yeaaaayyy!!!
Walaikumsalam cantik.....silahkan masuk ke dunia Mama, Papa, Om, dan Tante.......
Ini si cantik bersama Mamanya yang sedikit gendut dan sedang tidak cantik:
Dan ini si cantik bersama Mama dan Papanya. Si cantik memberikan senyum manis . Kecil-kecil udah bisa pose. Tampak selimut di belakang yang porak poranda seperti habis dipakai bercinta (redaksi berfikiran kotor dan tidak fokus)
Ah....selamat datang cantik di dunia kami. Untuk kamu, Om bikin puisi paling indah di dunia. Yang Om buat sendiri susah payah dengan darah, keringat dan air mata ikan duyung yang berkhasiat menyembuhkan segala macam penyakit. Ini untuk kamu cantik......
Hei..
Hei, mungil..
-----------> Ditabok pembuat puisi yang asli